by

SPI Gelar Pendidikan Agroekologi Untuk Kedaulatan Pangan

 :
banner 468x60

Bogor | Jawa Barat | JambiEkspress.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Serikat Petani Indonesia (SPI) menggelar Pendidikan Agroekologi bertajuk “Reforma Agraria dan Agroekologi untuk Kedaulatan Pangan” di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) SPI, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini telah berlangsung sejak 17 April dan akan berakhir pada 10 Mei 2025 mendatang.

Pendidikan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas petani dalam menerapkan prinsip-prinsip agroekologi dalam proses bertani serta mendorong tercapainya kedaulatan pangan di Indonesia. Dalam kegiatan ini peserta tidak hanya dibekali materi di kelas, tetapi juga melakukan praktik langsung di lapangan.

banner 336x280

Sebanyak 21 peserta dari berbagai daerah di Indonesia turut serta dalam pendidikan ini. Mereka berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Selatan.

“Saya ucapkan selamat kepada saudara-saudara sekalian yang sudah bersedia mengikuti pendidikan agroekologi di Pusdiklat ini selama sebulan,” ujar Henry Saragih selaku Ketua Umum SPI dalam sesinya.

 :

Henry Saragih menyampaikan bahwa pendidikan agroekologi ini merupakan bagian dari langkah kolektif untuk memperkuat perjuangan petani. Ia juga menegaskan bahwa dalam perjalanannya, SPI terus mendorong model pertanian yang tidak merusak alam dan mampu mensejahterakan petani dan rakyar Indonesia.

 :

“Masalah utama yang kita hadapi dalam pertanian adalah perubahan mendasar dalam cara bertani. Dulu untuk konsumsi konsumsi keluarga dan masyarakat di daerah, sekarang sudah menjadi komoditas perdagangan internasional,” katanya.

See also  Walikota Rachmat Hidayat ; "Berikan Senyuman & Layani Masyarakat"

Berangkat dari permasalahan itu, Henry menegaskan perlunya merombak sistem pertanian yang ada saat ini. “Saya ingin menyampaikan bahwa kehadiran saudara di sini adalah perubahan yg sungguh-sungguh menentukan perubahan pertanian kita di Indonesia. Kita perlu merombak sistem pertanian yang ada, menjadi suatu pertanian yg memang untuk kesejahteraan kita rakyat,” ujarnya.

 :

Menurut Henry, kehadiran peserta dalam pendidikan ini menjadi simbol nyata dari upaya perubahan sistem pertanian di Indonesia menuju arah yang lebih ekologis.

“SPI sebagai gerakan rakyat, gerakan petani, harus mampu mengubah cara bertani kita menjadi pertanian ekologis, atau agroekologis, pertanian yang menggunakan ilmu lingkungan,” jelasnya.

Muhammad Qomarun Najmi selaku Kepala Pusat Pengkajian dan Penerapan Agroekologi turut andil menjadi pemateri dalam pendidikan ini. Qomar memaparkan bahwa materi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu agroekologi secara teknis, materi keorganisasian SPI, La Via Campesina, serta tema-tema perjuangan SPI, lalu yang terakhir adalah materi tentang koperasi termasuk administrasi, keuangan, dan pasar.

“Harapannya tentu teman-teman yang ikut di pendidikan ini bisa menyelenggarakan pelatihan di tempat masing-masing, kemudian mempraktikkan hasil pendidikan yang didapat dari sini. Lebih jauh lagi, dapat membangun kawasan daulat pangan di tempat peserta masing-masing,” pungkas Qomar. | JambiEkspress.Com | SPI | *** |

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *