by

Antologi Puisi Membaca, Menemukan Diri : Refleksi dalam Proses Pencarian Jati Diri

 :
banner 468x60

JambiEkspress.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Tiga penulis muda, Fathan Faris Saputro, Selamet Priyanto, dan Temon Bagus Hidayahtullah, baru saja merilis sebuah karya antologi puisi berjudul *Membaca, Menemukan Diri*. Buku ini bukan hanya sekadar koleksi puisi, tetapi lebih dari itu, menjadi ruang ekspresi bagi setiap individu yang tengah berusaha memahami dirinya dalam gelombang kehidupan yang terus bergerak.

Kehadiran buku ini menggambarkan upaya para penulis dalam menggali perjalanan spiritual dan eksistensial mereka melalui kata-kata. *Membaca, Menemukan Diri* mengajak pembaca untuk merenung, bertanya, dan menggali lebih dalam mengenai identitas diri. Di tengah ritme dunia yang kerap kali membuat kita lupa pada esensi diri, karya ini hadir sebagai bentuk refleksi yang memberi ruang untuk menemukan kembali makna hidup.

banner 336x280

Fathan Faris Saputro : Puisi sebagai Cermin Diri

Sebagai salah satu penulis utama, Fathan Faris Saputro menegaskan bahwa menulis puisi bagi dirinya bukan sekadar menata kata dalam rangkaian indah, tetapi sebuah proses introspeksi yang mendalam. “Puisi bukan sekadar keindahan bahasa, tapi cermin. Ia mempertemukan kita dengan bayangan paling jujur dari diri sendiri,” ungkap Faris saat ditemui dalam acara peluncuran buku beberapa waktu lalu.

 :

Bagi Faris, yang juga dikenal melalui karya-karya seperti *Pelukan Ramadan* dan *Di Balik Kereta*, puisi menjadi sarana untuk mengekspresikan kegelisahan yang sering kali tak terucapkan. Ia percaya bahwa keheningan dalam puisi dapat menghadirkan ruang kontemplasi yang tak hanya memberi ketenangan, tetapi juga membuka kesempatan bagi pembaca untuk merenungkan diri mereka sendiri.

See also  Polisi Tangkap Pelaku Penganiayaan di Gentala Arasy
 :

“Buku ini lahir dari pergulatan batin saya, dari pertanyaan-pertanyaan hidup yang kadang diam-diam menyisakan kebingungan. Dalam setiap baitnya, saya ingin mengajak pembaca untuk mulai mengenal diri mereka—sebuah perjalanan yang sering kali dimulai dengan membaca,” tambah Faris, yang juga menulis puisi-puisi dalam *Kilau Senja di Kota Soto*.

Kolaborasi yang Membangun Perspektif Baru

 :

Meskipun ketiga penulis dalam buku ini memiliki gaya penulisan yang berbeda, mereka sepakat untuk mempersembahkan karya yang saling melengkapi. Proses kolaboratif ini membuka ruang bagi perbedaan pandangan, sekaligus memperkaya pemahaman terhadap tema besar yang diangkat dalam *Membaca, Menemukan Diri*. Selamet Priyanto dan Temon Bagus Hidayahtullah, yang juga turut serta dalam penyusunan buku ini, memberikan perspektif unik mereka, yang berpadu dengan refleksi Faris dalam bentuk puisi-puisi yang tidak hanya mencerminkan pencarian pribadi, tetapi juga mewakili keresahan kolektif.

“Kami tidak sedang mencoba memberikan jawaban atas segala pertanyaan hidup. Justru, buku ini penuh dengan pertanyaan. Tapi saya berharap, lewat pertanyaan-pertanyaan itu, pembaca bisa menemukan makna yang lebih dalam, yang sesuai dengan perjalanan mereka masing-masing,” jelas Faris.

Puisi sebagai Jalan Pulang bagi Generasi Muda

Dalam wawancara terpisah, Faris juga mengungkapkan harapannya agar buku ini bisa menjadi bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali minat terhadap puisi di kalangan generasi muda. “Puisi sering kali terpinggirkan dalam arus utama budaya populer. Namun, saya yakin puisi memiliki kekuatan untuk menjadi sarana introspeksi dan refleksi yang sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka yang sedang mencari arti hidup atau merasakan kebingungan,” ujar Faris.

See also  Muhammadiyah ; Paus Fransiskus Tokoh Humanis dan Penebar Damai

*Buku Membaca, Menemukan Diri* adalah bukti bahwa puisi masih memiliki tempat dalam kehidupan kita. Ini bukan hanya sekadar bentuk seni, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mengundang pembaca untuk menemukan diri mereka, memberi mereka ruang untuk berhenti sejenak dan merenung dalam keheningan yang penuh makna.

Dengan peluncuran buku ini, ketiga penulis berharap puisi kembali mendapatkan tempat yang layak, tidak hanya sebagai karya seni, tetapi juga sebagai sarana untuk menyelami lebih dalam tentang siapa kita sebenarnya—sebuah perjalanan yang dimulai dengan membaca, tetapi berlanjut pada penemuan diri yang lebih besar.

Buku *Membaca, Menemukan Diri* kini dapat ditemukan di toko buku terdekat atau dapat dipesan secara daring untuk pembaca yang ingin memulai perjalanan refleksi diri melalui kata-kata. | JambiEkspress.Com | */Redaksi | *** |

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment